Menyusuri Jejak Sejarah di Istana Maimun dan Masjid Raya Medan
Kota Medan, ibu kota Sumatra Utara, tidak hanya dikenal dengan kulinernya yang lezat, tetapi juga memiliki kekayaan arsitektur dan sejarah yang memukau. Dua destinasi wisata yang wajib dikunjungi adalah Istana Maimun dan Masjid Raya Al-Mashun. Keduanya merupakan simbol kejayaan masa lalu Kesultanan Deli dan menjadi saksi harmoninya perpaduan budaya Melayu, Islam, India, dan Eropa.
Istana Maimun: Kemegahan Melayu Berbalut Eropa
Dibangun pada tahun 1888 oleh Sultan Ma’mun Al Rasyid, Istana Maimun menjadi lambang kekuasaan Kesultanan Deli yang masih berdiri hingga kini. Arsitekturnya begitu unik karena memadukan gaya Melayu tradisional dengan sentuhan Eropa klasik dan pengaruh Islam-India. Warna kuning keemasan yang mendominasi bangunan ini menjadi simbol kebesaran dan kemuliaan adat Melayu.
Pengunjung dapat melihat langsung interior istana yang megah, koleksi senjata kuno, singgasana sultan, serta berbagai perabotan antik yang mencerminkan kemewahan masa lalu.
Masjid Raya Al-Mashun: Keindahan Religius yang Menenangkan
Tak jauh dari Istana Maimun berdiri Masjid Raya Al-Mashun, yang selesai dibangun pada tahun 1909. Masjid ini tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga merupakan karya arsitektur luar biasa. Bangunannya dirancang oleh arsitek asal Belanda, dengan gaya Maroko, Timur Tengah, India, dan Melayu yang saling berpadu indah.
Kubah besar, ornamen geometris, serta jendela-jendela tinggi menciptakan atmosfer spiritual yang khusyuk dan menyejukkan. Masjid ini terbuka untuk wisatawan yang ingin melihat lebih dekat warisan budaya Islam di Medan, selama tetap menjaga etika kunjungan.
Menyatu dalam Lintasan Waktu
Mengunjungi dua bangunan ini memberi pengalaman sejarah dan spiritual sekaligus. Tidak hanya melihat kemegahan fisik, tetapi juga memahami bagaimana budaya dan agama saling berpengaruh dalam perkembangan peradaban lokal.
Leave a Reply